Laporan Pembuatan Peta Seuai RBI


I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Wilayah Indonesia memiliki sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi akhir-akhir ini sumberdaya daratan yang selama ini menjadi tumpuan hidup semakin menipis seiring dengan pertambahan penduduk dan proses pembangunan. Tidak mengherankan jika sumberdaya pesisir dan lautan akan menjadi sumberdaya alternatif, serta tumpuan utama bagi kesinambungan bangsa melalui berbagai kegiatan pemanfaatan yang dapat dilakukan. Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang menciptakan aliran informasi. Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan (Ahmad et al. 2016).
          Sistem geogrefis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis,dan mengahasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencenaan serta pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, pelayanan umum lainnhya. Ditinjau dari pendapat para ahli mengenai pengertian dari sistem informasi geografis, maka dapat disimpulakan bahwa pengertian sistem informasi geografis yaitu yaitu sistem khusus pengelola data yang mempunyai informasi spasial (Wayan dan Rahman, 2012).
Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun rencana tata ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana, karena kualitas rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para perencana terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan. Dengan menggunakan teknologi yang telah berkembang dengan pesat, sebagian data dan informasi spasial yang diperlukan dalam perencanaan tata ruang Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu sistem informasi geografis memiliki peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan dukungan data dan informasi, baik spasial maupun nonspasial, yang akurat dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi suatu wilayah (Muslim, 2005).
Hartono (2019) mengatakan bahwa peta merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran geografi, berkaitan dengan hal itu dosen dituntut menggunakan media peta dalam setiap perkuliahan. Namun pada kenyataannya masih banyak dosen yang kuang mengeksplor keguanan pata RBI sehingga pembelajaran geografi masih belum berhasil secara optimal. Cara analisis Peta Rupabumi dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Unsur dasar pengenalan meliputi pola, struktur, proses, bentuk, ukuran, hubungan sekitar dan lokasi, ketergantungan antar elemen pembentuk ruang dan sebagainya.
Menurut (Sumaatmadja, 1996 dalam Hartono, 2019) mengatakan bahwa peta sebagai media utama pengajaran geografi akan sangat mempengaruhi pembentukan citra, konsep peserta didik melalui peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya. Dalam melakukan peningkatan kemampuan tersebut, dilaksanakan melalui proses yang terjadi pada diri masing-masing mahasiswa. Proses dimulai dari tahap pengenalan, pembacaan peta (map reading), pemilihan dan pembuatan peta.
Peta dasar merupakan salah satu jenis peta yang digunakan sebagai acuan atau referensi peta tematik dan memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Salah satu jenis peta dasar adalah peta rupa bumi Indonesia (RBI). Peta rupa bumi Indonesia ini diproduksi oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan merupakan salah satu bagian dari informasi geospasial dasar (IGD). Informasi Geospasial Dasar (IGD) berdasarkan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 merupakan informasi geospasial yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu yang relatif lama (Nukita et al. 2017).

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah dapat memahami komposisi peta rupa bumi Indonesia dan dapat mengetahui cara membaca dan dan membuat peta rupa bumi Indonesia dengan menggunakan ArcGis.

1.3  Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat membuat peta sesuai dengan standar peta RBI.

II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hisanah et al (2015) Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah darat. Sesuai dengan pasal 17 Undang- Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, pemetaan rupabumi di Indonesia diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yuridiksinya. Dalam pasal 18 ayat 1 dijelaskan bahwa peta rupabumi skala 1:1.000.000, 1:500.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000, 1:25.000, 1:10.000, 1:5.000, 1:2.500, dan 1:1.000 menjadi salah satu informasi geospasial dasar yang diselenggarakan oleh Badan Informasi Geospasial.
Menurut Susetyo et al (2018) saat ini, peta Rupabumi Indonesia (RBI) merupakan hal yang sangat ditunggu oleh masyarakat sebagai pengguna Informasi Geospasial. Sesuai dengan amanat UU IG No. 4 Tahun 2011, Peta RBI menjadi peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah darat. Kualitas yang baik menjadi tuntutan utama dalam pembuatan peta RBI, termasuk peta RBI skala besar. Namun ada sebuah spesifikasi sangat penting yang belum dibuat, yaitu kedetailan untuk setiap skala. Misalnya, dalam pembuatan peta RBI skala 1:5.000 belum ada batasan mengenai tingkat kedetailan objek yang harus ditampilkan. Akibatnya, seluruh objek yang terlihat di foto dilakukan digitasi, dan semua objek yang ditemui saat survei lapangan juga diakuisisi.
Kontrol kualitas merupakan suatu kegiatan yang sangat erat hubungannya dengan proses produksi dalam kontrol kualitas ini dilakukan pemeriksaan atau pengujian atas karakteristik kualitas yang dimiliki produk guna penilaian atas kemampuan proses produksinya yang dikaitkan dengan standar spesifikasi produk (Wisnu, 2014 dalam Nukita et al. 2017).
Menurut Bachtiar et al (2014) membaca peta dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mempelajari atau mengetahui medan (kenampakan muka bumi) dengan melalui peta atau simbol-simbol yang ada dalam sebuah peta. Membaca peta merupakan tahapan pertama dalam penggunaan peta, yakni mencoba mengidentifikasi simbol, membaca apa arti dari sebuah simbol. Untuk dapat melakukan pekerjaan ini, seseorang harus mengetahui tentang bahasa pada sebuah peta. Bahasa peta adalah informasi tepi peta yang meliputi yaitu judul, nomor lembar peta, skala, orientasi, sumber pembuat peta, proyeksi peta, legenda, dan juga administrasi indeks.
Berdasarkan (Wisnu, 2014 dalam Nukita et al. 2017) kontrol kualitas yang menjadi fokus dalam penelitian adalah kontrol kualitas tahap stereokompilasi pada peta RBI skala 1 : 5.000. Peta RBI skala 1 : 5.000 menggunakan data dasar dari foto udara. Hasil stereokompilasi tersebut selanjutnya dilakukan pengecekan hasil stereokompilasi atau disebut kontrol kualitas (QC) dan hasilnya harus sesuai dengan formulir QC.
Berdasarkan Pribadi et al (2017) rencana detil tata ruang (RDTR) dalam pembutannya menggunakan peta RBI skala 1:5000, namun jika belum tersedia, dapat menggunakan citra satelit resolusi tinggi atau foto udara sebagai dasar update  dan harus dilakukan koreksi secara geometris terlebih dahulu dengan menggunakan survei Ground Control Point (GCP) menggunakan GPS Geodetik untuk melakukan koreksi dikarenakan ketelitian skala 1:5000 harus memiliki maksimal toleransi error  sebesar 2,5 meter dalam pembuatan peta.
Nukita et al (2017) mengtakan judul peta bisa dikatakan sebagai representasi dari isi atau tema peta. Judul peta pada prinsipnya tidak hanya ditetapkan dengan mengacu pada area atau daerah yang dipetakan. Akan tetapi bisa juga dengan didasarkan pada karakteristik maupun kenampakan yang paling menonjol di lembar peta yang bersangkutan. Peta dasar merupakan peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarakan pada suatu bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi dan georeferensi tertentu.
Hisanah et al (2015) mengatakan peta dasar digunakan sebagai acuan dalam pembuatan peta tematik yang digunakan dalam penyusunan peta rencana tata ruang  yang sesuai dengan ketelitian dan spesifikasi teknis yang meliputi kerincian, kelengkapan data dan atau informasi georeferensi dan tematik, skala, akurasi, format penyimpanan digital termasuk kode unsur, penyajian kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi serta kelengkapan muatan peta. Generalisasi peta adalah suatu proses penyederhanaan yang disebabkan adanya pengecilan atau turunan peta dari skala besar ke kecil dengan mempertahankan ciri atau karakter utama dari peta yang bersangkutan

III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum sistem informasi geografis ‘pembuatan lembar peta sesui RBI’ ini dilaksanakan pada Senin, 4  Februari 2019 dilaksanakan dilaboratorium pukul 13:00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat dilaboratorium penginderaan jauh dan sistem informasi geografis program studi ilmu kelautan fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sriwijaya.
Description: Description: D:\cT7Rg9PN7t\SEMESTER 5\Pemetaan\3\PETAMETOD.jpg
Gambar 1. Peta lokasi praktikum sistem informasi geografis kelautan.
3.2 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan bahan beserta fungsinya
No
Alat dan Bahan
Fungsi
1.
Laptop/PC
Sebagai perangkat yang digunakan untuk praktikum.
2.
Software ArcGIS
Sebagai software yang aka dipraktikumkan.
3.
Mouse
Sebagai perlengkapan komputer untuk mempercepat gerakan kursor.
4.
Data praktikum
Sebagai data yang akan diolah pada saat praktikum

3.3 Analisa Data
3.3.1 Download Data
1.        Lakukan download pada alamat web tanahair.indonesia.go.id/portal-web
 









2.        Kemudian klik masuk/daftar pada pojok kanan atas
 









3.        Apabila belum mempunyai akun ketik register atau daftar sedangkan ada akun ketik masuk saja, Lalu isi kolom yang kosong untuk mendaftar.
 










4.        Lalu ketik download peta per wilayah untuk menemukan data peta administrasinya
 









5.        Lalu pilih wilayah yang akan didownload, disini saya memilih kota/kabupaten Bandar Lampung, lalu ketik skalanya 50K
 











6.        Lalu klik download pada gambar dibawah ini
 










7.        Hasil download datanya berbentuk rar, kemudian extrak file tersebut.
 









8.             Kemudian ekstrak dan pilih data yang akan di guanakan
 











3.3.2        Pengolahan Data
1.             Buka aplikasi Arcgis dan siapkan lampiran untuk acuan pengolahan data RBI
 










2.             Lalu view kemudian layout view
 












3.             Kemudian ketik file lalu page and Print Setup
 









4.             Kemudian edit kertasnya menjadi A1 dan Sizenya User Defind Size jangan lupa landscape lalu ok
 









5.             Kemudian atur bingkai/border luar yang telah ada acuannya setelah itu pilih rectlange, lalu properti dan edit warna abu-abu









6.             Kemudian buat border untuk muka petanya yang ukurannya mengacu pada SNI








7.             Kemudian buat pinggiran peta untuk unsur-unsur peta yang ada yang mengacu pada SNI, lakukan hingga 8 kotak unsur peta yang dibuat
 









8.             Setelah selesai melakukan pembuatan border sesuai ukuran SNI peta RBI, tampilan bisa dilihat pada gambar dibawah
 










9.             Kemudian buka add data, lalu masukkan data administrasi daerah yang telah didownload









10.         Tampilannya akan dibawah ini
 










11.         Kemudian Search lau cari Create Fishnet di pencarian
 









12.         Kemudian isi sesuai apa yang ada di gambar dibawah ini
 












13.         Maka hasil grid akan muncul di gambar bawah ini
 










14.         Kemudian buka open atribute table lalu add field buat koordinat dengan type text
 











15.         Lalu buka ArcToolBox









16.         Kemudian buka data managemen tools>Project and Transformations>Project
 









17.         Kemudian masukkan sesuai gambar dibawah ini









18.         Kemudian klik kanan pada data grid_koordinat lalu open atribute table kemudian klik kanan pada koordinat 0-76 kemudian klik kanan lalu calculate geometri.
 











19.         Lakukan dengan pilih Y (garis lintang) coordinat line of start
 









20.         Lakukan juga untuk X coordinat of line start
 











21.         Kemudian costumize>Stule manager









22.         Kemudian Klik kanan New>Custom Overlay









23.         Lalu masukkan data grid tadi dan pilih koordinat, lalu edit juga axes, label dan linenya, centang yang Top dan Left
 








24.         Kemudian masukkan data yang telah didownload sebelumnya










25.         Lalu lakukan simbologi pada sungai
 












26.         Lakukan simbologi pada toponimi
 










27.         Kemudian klik kanan pada toponimi lalu propertis dan ketik label setelah itu ketik ok dan klik kanan lagi pada toponimi pilih label feature









28.         Setelah melakukan simbologi pada semua layer maka tampilannya akan seperti gambar dibawah ini
 










29.         Lakukan layout sesuai acuan yang sudah ada sampai 8 unsur peta terisi dengan secukupnya di dalam kotak, hasilnya dilihat pada gambar dibawah ini
 














30.         Kemudian file>export map untuk dieksport menjadi peta
 















IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil






























4.2 Pembahasan
Hasil pembuatan peta dapat dilihat pada peta RBI yang sistematiknya sangat lengkap. Pada peta RBI dalam menyajikan informasi sangat kompleks, mulai dari judul, skala peta sampai dengan nomor lembar pada kiri bawah disajikan. Simbol-simbol yang disajikan juga sangat lengkap, mulai dari yang keadan alam atau lingkungan sampai dengan yang bersifat data pendukung daerah pembangunan pada daerah kajian. Kenampakan alamiah dan kenampakan buatan manusia. Kenampakan alamiah yang dimaksud misalnya sungai, bukit, lembah, laut, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan buatan manusia misalnya jalan, batas wilayah, bandara udara, nama tempat dan dermaga.
Praktikum SIG tentang pembuatan lembar peta sesuai RBI membahas tentang bagaimana proses pembuatan layout peta dengan menggunakan data peta rupa bumi Indonesia tahun 2017 pada daerah Kabupaten Sorong yang diolah pada aplikasi ArcMap. Pada peta RBI terdapat judul yang terdapat di kanan atas kemudian di bawahnya ada skala peta, lembar peta, petunjuk letak peta dan diagram lokasi, sumber data dan referensi, legenda dan petunjuk pembacaan koordinat geografi. Termasuk pembagian daerah administrasi, skala text.
Pembuatan peta RBI menggunakan kaidah kartografis yang baku dan generalisasinya dilakukan secara umum. Peta RBI menampilkan informasi rupabumi secara umum dan tidak ada informasi yang ditonjolkan. Peta dasar yaitu peta topografi yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik. Pembuatan peta tematik, peta dasar digunakan untuk memplotkan data yang didapat, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Peta dasar bisa dibuat berdasarkan atas pengukuran langsung dilapangan, pengukuran fotogrametris dan penafsiran potret udara, atau dengan analisa citra penginderaan jauh lain seperti citra satelit.
Peta yang dipakai pada praktikum kali ini didownload dari situs tanahair.indonesia.go.id/ dimana pada prosesnya harus dilakukan registrasi terlebih dahulu, pada saat pendownloadan data di download peta dengan skala 50k. untuk daerah kajian yang di ambil berada pada daerah wilayah Kab. Bangka Barat, dimana peta ini dibuat dan didesain untuk menggambarkan kenampakan- kenampakan atau konsep-konsep khusus dari daerah yang ada pada daerah wilayah Kab. Bangka Barat.

V. KESIMPULAN

Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum pembuatan lembar peta sesuai RBI, yaitu:
1.      Peta yang digunakan bersumber dari Peta RBI tahun 2017.
2.      Pembuatan peta dapat dilakukan dengan mengacu pada standard layout peta tematik dan simbolisasi penyajian data admin.
3.      Skala peta yang digunakan 1:50.000.
4.      Data dapat di download di website tanahair.indonesia.go.id.
5.      Peta yang dibuat merupakan contoh peta adimnistrasi pada daerah Kabupaten Bangka Barat.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad BA, Sasmito B, Hani’ah. 2016. Aplikasi SIG untuk pemetaan persebaran tambak di Kota Semarang (Studi Kasus: Daerah Tambak Kota Semarang). Jurnal Geodesi Undip Vol. 5 (4): 1-7.

Bachtiar HR, Bambang S, Sutomo K. 2014. Pembuatan Peta Jalur Pendakian Gunung Ciremai The Development Climbing Lane Map Of Ciremai Mountai.Jurnal GEODESI Vol. 3(4)

Hartono R. 2019. Kemampuan membaca peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Skala 1:25.000 oleh mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Jurnal Pendidikan Geografi Vol. 24 (1): 67-72.

Hisanah NN, Sawitri S, Arief LN. 2015. Kajian teknis penerapan generalisasi  peta rupabumi indonesia (rbi)  dari skala 1: 50.000 menjadi skala 1:250.000. Jurnal Geodesi Undip Vol. 4 (4): 248-255.

Muslim M. 2005. Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Vol. 10 (2): 76-83.

Nukita D, Sawitri S, Haniah. 2017. Kajian teknis kontrol kualitas tahap stereokompilasi pada pembuatan peta rupabumi indonesia skala 1 : 5000 dengan menggunakan data reviewer. Jurnal Geodesi Undip Vol. 6 (3): 37-42.

Pribadi CB, Hariyanto T, Puspita AI. 2017. Pembuatan peta dasar skala 1:5000 menggunakan citra satelit resolusi tinggi (csrt) pleiades 1-a sebagai acuan pembuatan peta rdtr pada bagian wilayah perkotaan (bwp) Lumajang, Kabupaten Lumajang. Jurnal GEOID Vol.12 (2)

Susetyo DB. 2015. Generalisasi kartografis pada peta rupabumi indonesia (rbi) skala 1:25.000 menjadi 1:50.00. Jurnal GEOID Vol.11 (1): 551-557.

Wayan, Rahman. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis data Raster Untuk Pengkelasan Kemampuan Lahan di Provinsi Bali dengan Metode nilai Piksel Pembeda. Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol. 19 (1): 21-29.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

peta tematik klorofil-A

manta tow